Terakhir diperbarui pada September 30, 2022
Mengirimkan artikel ke jurnal berkualitas bukanlah hal yang mudah. Redaksi (editor) dan para peninjau (reviewer) pada jurnal tersebut akan melakukan berbagai pemeriksaan. Selanjutnya, pemimpin redaksi akan memutuskan setiap artikel yang dikirimkan, dengan mempertimbangkan komentar dari para peninjau. Biasanya, keputusannya adalah salah satu dari [1]:
- Dikembalikan tanpa peninjauan / Merekomendasikan transfer ke jurnal lain,
- Diterima tanpa revisi,
- Revisi mayor/minor,
- Revisi dan kirim ulang, atau
- Ditolak.
Dalam kasus poin 1, umumnya karena kontribusi artikel yang dikirimkan tidak tercakup dalam tujuan dan ruang lingkup jurnal [2]. Redaksi jurnal dapat langsung menolak atau mengembalikan artikel yang dikirimkan dalam beberapa hari. Mereka mungkin juga memberikan rekomendasi jurnal yang mungkin lebih sesuai. Anda dapat membaca artikel kami yang menjelaskan cara menemukan jurnal yang cocok untuk artikel kita. Sementara itu, artikel yang kita kirimkan mungkin telah melalui proses peninjauan. Jadi, keputusan redaksi mungkin juga menyertakan komentar dari para peninjau.
A. Menerima keputusan redaksi
Tujuan penerbitan artikel jurnal adalah untuk memberikan informasi yang jelas dan dapat diakses oleh semua pembaca. Proses peninjauan sejawat (peer-review) merupakan salah satu filter untuk meningkatkan kualitas sebuah artikel. Sehingga artikel yang dipublikasikan diharapkan lebih mudah dipahami dan ditindaklanjuti. Umumnya, ada kalanya peninjau gagal memahami suatu hal dalam versi pertama artikel yang dikirimkan. Dalam hal ini, sebagian besar kesalahan terletak pada para penulis [3]. Bisa karena pernyataan yang kurang jelas ataupun peninjau melewatkannya. Meskipun peninjau bukan ahli dalam bidang itu, perlu diingat bahwa peninjau juga mewakili sebagian pembaca pada jurnal tersebut. Akibatnya, peninjau akan memberikan komentar untuk meminta penjelasan lebih lanjut.
Dengan demikian, ketika artikel dikembalikan, umumnya akan menyertakan keputusan redaksi dan komentar peninjau. Kemudian, kita harus tetap tenang dan dengan teliti membaca semua komentar. Lebih baik jika semua penulis ikut membaca komentar bersama-sama. Selanjutnya, kita bisa mulai membuat rencana untuk menanggapi setiap detail komentar-komentar tersebut.
B. Menanggapi komentar peninjau
Umumnya, komentar peninjau dapat mengakibatkan perubahan kecil maupun besar dalam artikel kita. Dalam hal ini, kita bisa menangani komentar-komentar yang ditujukan untuk perubahan-perubahan kecil terlebih dahulu. Baru selanjutnya kita bisa menangani komentar-komentar yang ditujukan untuk perubahan besar pada artikel. Dalam hal ini, kita dapat menulis tanggapan terperinci untuk setiap komentar dalam surat tanggapan (response letter). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tanggapan yaitu sebagai berikut [4].
Bersikap sopan
Banyak peninjau jurnal yang meninjau artikel untuk menjaga kualitasnya, tanpa dibayar. Meskipun sibuk, mereka perlu meluangkan waktu untuk meninjau artikel. Umumnya, akan sulit dilakukan hanya dalam 1 atau 2 hari. Oleh karena itu, kita perlu bersikap sopan saat menyetujui maupun menolak komentar peninjau. Ingatlah, jangan sekalipun menggunakan bahasa yang kasar.
Teliti
Komentar dari peninjau bukanlah kata-kata yang tidak berarti. Ini adalah sesuatu yang dapat membantu meningkatkan kualitas artikel kita. Terkadang mereka menemukan kekurangan dalam artikel kita. Terkadang, mereka juga memberikan saran, wawasan, atau implikasi dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu menanggapi SETIAP komentar peninjau.
Menanggapi dengan bukti
Ketika kita menanggapi atau menjawab komentar, kita perlu menyertakan bukti-bukti kuat untuk mendukung klaim kita. Terutama, ketika kita menyatakan ketidaksetujuan. Dalam hal ini, kita juga dapat menambahkan lebih banyak data dan/atau informasi ke artikel.
C. Skenario khusus
Mungkin ada beberapa skenario khusus yang mungkin terjadi dalam komentar peninjau [6].
Dua peninjau saling bertentangan
Ada kalanya dua peninjau saling bertentangan satu sama lain. Ini mungkin disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda bahkan pada subjek yang sama, dan mungkin tidak dijelaskan lebih lanjut oleh kedua peninjau. Misalnya, peninjau #1 ingin menghapus informasi tentang sebuah hal yang menurutnya tidak perlu. Padahal, peninjau #2 menginginkan penjelasan yang lebih rinci tentang hal yang sama. Dalam hal ini, kita perlu mencari informasi dari beberapa referensi untuk memahami situasi tersebut. Sementara itu, jika memungkinkan, Anda juga dapat mengambil manfaat dari komentar kedua peninjau tersebut. Kemudian, jika kita membutuhkan saran, kita dapat bertanya kepada redaksi. Namun, perlu diingat, jangan pernah menggunakan kesempatan ini untuk mengadu domba para peninjau.
Peninjau keliru
Setiap peninjau memiliki bidang minat dan sudut pandangnya masing-masing. Artinya, terkadang mereka memiliki sudut pandang yang berbeda, atau terkadang tidak paham pernyataan atau klaim kita. Dalam hal ini, bersikaplah sopan dan hormati komentarnya. Pertama, jangan menganggap bahwa mereka salah. Karena, bisa jadi kita yang salah. Selanjutnya, kita perlu mencari lebih banyak referensi pendukung dan mencari kebenarannya. Kemudian, jika kita berpikir bahwa mereka salah, jangan menyetujui komentarnya. Berikan informasi dan bukti-bukti yang lebih rinci untuk menunjukkan bahwa kita tidak setuju dengannya. Lalu, kita dapat meminta redaksi untuk bertindak sebagai juri dalam menilai hasilnya.
Komentar yang tidak kita mengerti
Terkadang seorang peninjau merupakan seorang ahli dalam salah satu topik pada artikel kita. Dalam hal ini, peninjau tersebut mungkin memberikan komentar atau bahkan wawasan baru, yang mungkin tidak kita pahami sama sekali. Sekali lagi, kita perlu mencari lebih banyak referensi untuk memahami situasinya. Tapi, karena kita tidak bisa menghubungi peninjau secara langsung, kita bisa menjawab semampunya dengan referensi terbaik yang bisa kita temukan. Selanjutnya, kita bisa meminta bantuan kepada redaksi, agar peninjau bisa menjelaskan lebih rinci mengenai komentarnya.
peninjau kurang sopan
Kita mungkin menemukan peninjau yang memberikan komentar dengan bahasa yang kurang sopan, atau melanggar etika peninjau. Dalam hal ini, kita dapat menghubungi redaksi untuk membahas masalah ini.
D. Menulis surat tanggapan (response letter)
Surat tanggapan adalah salah satu dokumen yang mungkin perlu kita kirimkan bersamaan dengan versi revisi artikel.
Struktur komentar peninjau
Sebelum menulis surat tanggapan, kita perlu membaca seluruh komentar yang ada dalam surat keputusan redaksi. Umumnya, struktur komentar pada setiap peninjau dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1.
- ID peninjau (mis. “Peninjau #1”).
- Komentar umum (opsional). Biasanya, ini adalah ringkasan dari keseluruhan komentar peninjau, dan pendapat mereka tentang artikel kita (baik, sedang, atau perlu revisi besar). Bagian ini mungkin tidak tersedia di beberapa jurnal.
- Detail komentar peninjau. Di bagian ini, peninjau akan mengomentari apa saja yang mungkin kurang dari artikel kita. Bisa juga beberapa wawasan baru yang bisa menambah nilai artikel kita.
Struktur surat tanggapan
Surat tanggapan harus ditulis untuk menanggapi setiap komentar yang dibuat oleh peninjau. Secara umum, struktur surat tanggapan dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2.
- Nama dokumen (mis. “Surat Tanggapan untuk Komentar Peninjau”)
- Metadata naskah (misalnya judul dan ID artikel).
- ID Peninjau (mis. “Tanggapan untuk peninjau #1”)
- Komentar umum dari peninjau (jika ada). Jika komentar umum tertulis di komentar peninjau, kita hanya perlu menyalin dan menempelkannya di sini.
- Tanggapan terhadap komentar umum peninjau (jika ada).
- Rincian komentar peninjau, diikuti dengan tanggapan penulis pada setiap komentar.
Berdasarkan Gambar 2, struktur pada poin 3 sampai 6 ditujukan kepada setiap peninjau. Artinya, jika ada 2 peninjau, maka kita perlu menanggapi setiap peninjau dengan struktur yang sama seperti pada poin 3 hingga 6. Terkadang, pemimpin redaksi juga dapat memberikan komentar, yang juga perlu kita tanggapi. Aturan umumnya adalah sebagai berikut [5]:
- Rincian tanggapan harus ditulis setelah setiap komentar peninjau (dan juga redaksi).
- Beri pembeda antara tanggapan kita dengan komentar peninjau. Kita dapat menambahkan frasa seperti “Respons penulis:” dan menggunakan warna font yang berbeda.
- Jelaskan dengan rinci perubahan yang dilakukan pada artikel dan di lokasi mana. Misalnya, setelah menjelaskan sesuatu, kita menambahkan kalimat seperti “Kami telah membuat beberapa perubahan di Halaman 3 mulai dari Baris 12.” Jika anda menggunakan Microsoft Word, anda dapat membaca artikel kami tentang cara menambahkan nomor baris.
- Kita perlu menyoroti setiap perubahan dalam artikel yang direvisi (misalnya menggunakan warna font merah). Kemudian, kita juga perlu menjelaskan dan memberikan detail lokasinya pada surat tanggapan.
- Kita mungkin tidak setuju dengan salah satu perubahan yang disarankan peninjau. Dalam hal ini, kita perlu memberikan alasan yang dapat diterima dalam ketidaksepakatan tersebut.
Beberapa contoh surat tanggapan dapat dilihat di apa.org dan editage.
E. Kirim ulang atau kirim ke jurnal lain
Jika artikel kita ditolak, periksa komentar dari redaksi. Jika artikel ditolak karena tidak sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup jurnal, kita dapat mengirimkannya ke jurnal lain. Anda juga dapat membaca artikel kami yang menjelaskan cara menemukan jurnal yang cocok untuk publikasi. Dalam beberapa kasus, redaksi dapat menolak artikel kita dan menyertakan beberapa komentar dari para peninjau. Dalam hal ini, kita dapat menjadikan komentar tersebut sebagai dasar untuk merevisi artikel kita. Setelah itu, kita dapat mengirimkan kembali versi revisi artikel ke jurnal yang sama, atau mengirimkan versi revisi tersebut ke jurnal lain. Perlu diingat, JANGAN PERNAH mengirimkan artikel ke beberapa jurnal sekaligus (double submission).
Referensi
- [1]K. Majumder, “Editorial decision-making: what are the possible outcomes for a manuscript?,” Editage Insights, Sep. 29, 2014. https://www.editage.com/insights/editorial-decision-making-what-are-the-possible-outcomes-for-a-manuscript (accessed Sep. 12, 2021).
- [2]P. F. E. Adipraja, “Find Potential Target Journals for Publication,” Indowhiz, Jul. 12, 2021. https://www.indowhiz.com/articles/en/find-journals-for-publication/ (accessed Sep. 12, 2021).
- [3]W. S. Noble, “Ten simple rules for writing a response to reviewers,” PLOS Computational Biology. Public Library of Science (PLoS), p. e1005730, Oct. 12, 2017. doi: 10.1371/journal.pcbi.1005730.
- [4]H. C. Williams, “How to reply to referees’ comments when submitting manuscripts for publication,” Journal of the American Academy of Dermatology. Elsevier BV, pp. 79–83, Jul. 2004. doi: 10.1016/j.jaad.2004.01.049.
- [5]APA, “Response to Reviewers,” American Psychological Association, Sep. 2019. https://apastyle.apa.org/style-grammar-guidelines/research-publication/response-reviewers (accessed Jun. 02, 2022).
- [6]P. Cumine, “How to respond to reviewers’ comments,” Elsevier: Researcher Academy, 2018. https://researcheracademy.elsevier.com/navigating-peer-review/going-peer-review/respond-reviewers-comments (accessed Sep. 12, 2021).
Gambar sampul oleh tirachardz in freepik