Articles » Sains dan Teknologi » Konsep » Panduan Sistematis dalam Menulis Artikel Blog Berkualitas
Panduan Sistematis dalam Menulis Artikel Blog Berkualitas

Panduan Sistematis dalam Menulis Artikel Blog Berkualitas

Terakhir diperbarui pada Maret 25, 2023

Saat ini, jutaan artikel blog terbit setiap hari. Bahkan, dari web yang menggunakan WordPress saja, ada sekitar 70 juta artikel terbit tiap bulannya, atau sekitar 2,3 juta artikel per hari ​[1]​. Secara statistik, 38,2% web di seluruh dunia menggunakan WordPress ​[2]​. Artinya, bisa kita asumsikan ada sekitar 6.1 juta artikel yang terbit tiap harinya.

Namun, hanya sekitar 9.37% dari artikel-artikel tersebut yang mendapatkan pengunjung dari hasil mesin pencari (Google, Bing, dll.) ​[3]​. Umumnya, hal ini sangat berkaitan dengan kualitas tiap artikel tersebut. Namun, tidak sedikit pula situs-situs yang mendapatkan pengunjung harian dalam jumlah besar, karena mereka memiliki kuantitas artikel yang sangat banyak.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, anda perlu mengetahui bahwa dalam artikel ini kita membahas beberapa pertanyaan berikut:

  • mana yang lebih penting dalam sebuah blog, kualitas atau kuantitas artikel?
  • apa saja ciri-ciri artikel berkualitas?
  • seberapa sering kita perlu menerbitkan artikel baru? dan
  • bagaimana cara membuat artikel yang berkualitas?

Kualitas dan kuantitas

Dulu banyak orang yang memperdebatkan tentang “mana yang lebih penting?​[4]​. Namun, kualitas dan kuantitas artikel dalam sebuah situs merupakan hal yang tidak terpisahkan. Idealnya, peningkatan kuantitas justru mengasah kemampuan seorang penulis untuk membuat artikel-artikel lain yang lebih berkualitas ​[5]​.

Jadi, jumlah artikel berkualitas pada sebuah situs hendaknya terus meningkat ​[6]​. Peningkatan jumlah artikel ini hendaknya kita lakukan secara konsisten. Misalnya dengan frekuensi penerbitan 3-4 artikel baru setiap minggunya. Hal ini umumnya akan berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung harian ​[7]​.

Ilustrasi pemeriksaan statistik pengunjung sebuah situs
Gambar 1. Ilustrasi pemeriksaan statistik pengunjung sebuah situs (kredit: StockSnap)

Artikel berkualitas

Menulis artikel asal-asalan ataupun menyalin dari situs lain, memang dapat kita lakukan dengan cepat, mudah, dan murah. Namun hal tersebut merupakan hal yang sia-sia. Dalam sebuah mesin pencari, mungkin artikel tersebut akan menjadi peringkat teratas dalam daftar hasil pencarian. Namun umumnya hal itu tidak akan bertahan lama, dan tergantikan oleh artikel-artikel lain yang lebih berkualitas.

Idealnya, menulis artikel yang berkualitas akan menguras waktu, tenaga, dan pikiran kita. Karena artikel blog yang berkualitas harus ​[8]–[10]​:

  • berisi konten yang relevan, terbaru, dan orisinal;
  • memiliki konten yang mudah dipahami maupun diterapkan;
  • memberikan informasi yang akurat dan memiliki dukungan dari sumber-sumber terpercaya;
  • singkat, padat, dan jelas; dan
  • selalu mendapatkan pembaruan informasi (update);

Namun, dibalik sulitnya menulis artikel yang berkualitas, hal tersebut akan memberikan kepuasan tersendiri. Selain itu, artikel berkualitas dapat memberikan banyak manfaat, bagi penulis maupun bagi pengunjung.

Manfaat yang paling utama bagi penulis atau pemilik situs yaitu meningkatnya jumlah pengunjung dan kredibilitas situs. Secara umum, algoritma mesin pencari akan memunculkan artikel-artikel berkualitas, di peringkat teratas hasil pencarian. Selain itu, jika sebuah artikel mengandung unsur penjualan produk, peningkatan jumlah pengunjung dan kredibilitas bisa saja berdampak pada peningkatan jumlah penjualan dan pendapatan ​[11], [12]​.

Di sisi lain, umumnya pengunjung akan mencari informasi melalui mesin pencari. Dalam hal ini, pengunjung sangat berharap mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan dari hasil pencarian tersebut. Maka, artikel-artikel berkualitas umumnya memberikan sesuatu yang sangat diharapkan pengunjung. Bahkan, mungkin akan membuat pengunjung kembali lagi ​[13]​.

Frekuensi penerbitan

Setiap pemilik situs blog, memiliki target capaian masing-masing. Namun, secara umum, target utamanya yaitu meningkatnya jumlah pengunjung. Hal ini juga berdampak pada hal lain seperti membuat situs lebih dikenal oleh banyak orang, meningkatkan pendapatan dari penjualan produk, ataupun meningkatkan pendapatan dari iklan ​[7]​.

Oleh karena itu, selain memiliki artikel yang berkualitas, frekuensi penerbitan maupun pembaruan artikel merupakan hal yang perlu kita perhatikan. Kita bisa menentukan sendiri berapa artikel berkualitas yang mampu kita terbitkan secara rutin setiap minggunya. Semisal, 3 hingga 4 artikel setiap minggu. Namun, jika tidak mampu, satu artikel berkualitas tiap minggu sekalipun masih memberikan dampak positif pada sebuah situs.

Sebagian dari anda mungkin hanya memiliki situs blog kecil dengan jumlah tim penulis yang sangat terbatas (atau mungkin hanya satu). Akibatnya, sumber daya untuk menulis artikel sangat terbatas, dan berdampak pada sedikitnya jumlah artikel yang bisa terbit tiap minggunya. Namun, jika setiap artikel tersebut sangat bermanfaat bagi pengunjung dan situs, lakukan saja.

Prosedur menulis artikel berkualitas

Dalam membuat sebuah artikel yang berkualitas, prosedurnya cukup panjang, serta sangat menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Gambar 2 menunjukkan bagaimana proses pembuatan artikel berkualitas. Prosedur utamanya mulai dari brainstorming, riset, membuat naskah, editorial, hingga melakukan SEO.

Diagram alur pembuatan artikel blog berkualitas
Gambar 2. Diagram alur pembuatan artikel blog berkualitas

Selanjutnya, apabila anda sudah benar-benar yakin, anda dapat menerbitkan artikel tersebut. Beberapa waktu kemudian, apabila anda memiliki informasi terbaru terkait artikel tersebut, anda dapat memperbaruinya dengan mengulangi prosedur yang sama. Namun, anda cukup memperbarui/merevisi naskah, bukan membuat naskah dari nol.

1. Curah pendapat (brainstorming)

Ada kalanya, saat kita akan/sedang menulis artikel, kita tidak tahu harus mulai dari mana atau bagaimana selanjutnya ​[14]​. Oleh karena itu, sebelum menulis artikel, hendaknya kita membuat perencanaan terlebih dahulu. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan curah pendapat atau brainstorming ​[15]​.

Ilustrasi sesi brainstorming
Gambar 3. Ilustrasi sesi brainstorming (kredit: rawpixel.com)

Menentukan topik, tujuan, dan target pembaca

Namun, agar sesi brainstorming menjadi efektif dan efisien, anda perlu menentukan topik dan tujuan penulisan, serta target pembaca terlebih dahulu. Tentukan dengan jelas hal apa yang akan anda bahas, mengapa anda membahasnya, dan siapa yang akan membacanya. Namun, perlu diperhatikan bahwa hendaknya topik yang anda bahas harus sesuai dengan bidang keilmuan anda dan/atau tim penulis ​[16]​.

Pikirkan beberapa hal tersebut (atau bersama dengan rekan tim), dalam beberapa menit. Apabila ketiga hal tersebut telah ditetapkan, selanjutnya anda dapat melakukan sesi brainstorming.

Memilih teknik brainstorming

Brainstorming merupakan langkah awal dalam menghasilkan ide-ide yang kita tuangkan dalam sebuah kertas (atau media penulisan lain). Ada banyak pilihan teknik dalam melakukan brainstorming, yang mana anda dapat memilih salah satu teknik yang paling mudah dan sesuai dengan keinginan anda. Beberapa teknik brainstorming, yaitu ​[14], [15]​:

  • Menulis bebas (Freewriting): Anda dapat menulis kalimat apapun yang muncul di pikiran anda terkait topik yang anda bahas. Dalam hal ini, anda tidak perlu memperhatikan struktur tiap kalimatnya. Selain itu, saat melakukan penulisan bebas, anda tentukan waktu untuk menulis, misalnya hanya dalam 10 menit.
  • Daftar kata kunci (keyword listing): Mirip dengan teknik menulis bebas, namun anda hanya perlu menuliskan beberapa kata-kunci, tanpa menjadi sebuah kalimat.
  • Pengelompokan / Pemetaan (Clustering / Mapping): Dengan teknik ini, anda menuliskan banyak kata-kunci. Selanjutnya, anda mengidentifikasi hubungan setiap kata kunci tersebut, dan menghubungkannya dengan sebuah garis.
  • Merumuskan Pertanyaan (Questions): Teknik ini paling umum digunakan dalam jurnalistik. Bisa juga dilakukan apabila anda memiliki banyak waktu dalam sesi brainstorming. Anda dapat merumuskan beberapa pertanyaan yang mencakup unsur 5W 1H (apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana).

Selain itu, beberapa dari anda mungkin memiliki tim dalam membuat artikel. Selain brainstorming, anda juga dapat melakukan teknik brainwriting. Teknik ini mirip dengan teknik brainstorming, namun dapat dilakukan oleh beberapa orang sekaligus. Teknik ini dapat digunakan oleh tim kecil hingga 6 orang, termasuk seorang moderator; dimana setiap partisipan memikirkan 1-3 ide dalam 5 menit, dan dapat dilakukan dalam beberapa ronde, misal 6 ronde dengan total 30 menit ​[17]​.

2. Riset

Sebagian besar hal yang akan kita tulis telah tersedia di buku maupun di internet. Jadi, kemungkinan hanya sebagian kecil (atau bahkan tidak ada) dari apa yang akan kita tulis merupakan hal baru. Namun, bukan berarti kita tidak perlu menulis, justru kita bisa menuliskan hal tersebut dengan lebih detail dan lebih baik.

Ilustrasi studi literatur
Gambar 4. Ilustrasi studi literatur (kredit: Oleg Magni)

Oleh karena itu, hasil dari sesi brainstorming, merupakan data mentah yang harus anda olah dan kembangkan melalui riset. Ada beberapa langkah riset yang dapat anda lakukan, yaitu ​[18], [19]​:

  1. Riset kata-kunci: lakukan riset terhadap beberapa kata-kunci yang anda dapatkan saat brainstorming. Hal ini perlu anda lakukan untuk mengetahui jumlah pengunjung potensial untuk artikel anda nanti. Riset kata-kunci dapat anda lakukan dengan bantuan beberapa situs termasuk Google Trend, Google Keyword Planner, dan Ahrefs Keyword Generator. Ada dua hal yang perlu diperhatikan: jumlah pencarian dan jumlah kompetitor. Jumlah pencarian merupakan jumlah pengunjung potensial yang mencari informasi mengenai kata kunci anda, dan jumlah kompetitor merupakan jumlah artikel di internet yang memberikan informasi mengenai kata-kunci tersebut.
  2. Pencarian informasi (materi): lakukan beberapa pencarian materi di mesin pencari (internet), buku, majalah, jurnal, dan/atau media lain tentang topik dan kata-kunci yang akan anda bahas. Hal ini untuk mengetahui seberapa banyak informasi yang tersedia berkaitan dengan topik dan kata-kunci tersebut. Apabila informasi tersebut tidak memenuhi, atau kurang dari cukup, anda dapat kembali ke langkah brainstorming kapanpun anda mau.
  3. Evaluasi sumber informasi (materi): saat melakukan analisis informasi, sangat penting untuk mencari dan menggunakan sumber informasi yang kredibel, akurat, dan masuk akal atau layak digunakan ​[20]​.
  4. Riset konten: setelah anda mendapatkan banyak sumber informasi/materi, anda dapat mulai melakukan riset sesuai pembahasan anda. Riset disini dapat dilakukan dengan melakukan eksperimen dan/atau peninjauan literatur, sesuai kebutuhan anda.
  5. Pencatatan: catat semua metode, hasil eksperimen dan/atau tinjauan literatur, dan semua sumber informasi yang digunakan.

3. Membuat naskah konsep (draft)

Beberapa hal yang perlu anda pahami, bahwa substansi sebuah artikel harus memiliki unsur keterbaruan, memiliki dampak kepada pembaca, dan unik. Oleh karena itu, hasil pencatatan riset yang anda lakukan, merupakan acuan dalam menulis sebuah artikel. Namun, tidak serta merta anda tuliskan catatan tersebut dalam sebuah artikel. Anda perlu membuat naskah artikel versi pertama, atau kita anggap konsep (draft). Ada beberapa langkah yang perlu anda lakukan dalam menulis sebuah artikel draft:

  1. Membuat struktur artikel: sebuah artikel harus dapat memberikan informasi secara sistematis atau terorganisir. Jadi, sebagai langkah awal, anda perlu merencanakan bagian-bagian yang ada dalam sebuah artikel tersebut. Mudahnya, anda bisa membuat daftar isinya terlebih dahulu. Selain itu, anda mungkin perlu merencanakan setiap sub-bagian nya.
  2. Mulai menulis isi: setelah anda menentukan struktur artikel, anda bisa mulai menulis isi setiap bagian artikel tersebut.
  3. Informasi pendukung: tabel, gambar/video, dan/atau sebuah contoh dapat anda masukkan pada setiap bagian yang perlu penjelasan lebih detail. Selain itu, anda juga bisa memasukkan informasi-informasi eksternal dari situs, buku, jurnal, atau media lain sebagai informasi pendukung yang terkait.
  4. Sitasi: jangan lupa untuk memberikan sitasi atau kredit pada informasi-informasi yang anda dapatkan dari sumber eksternal. Tidak ada ruginya anda menuliskan sumber informasi termasuk tautan pada sumber tersebut.
  5. Menetapkan judul: apabila artikel telah selesai anda tulis, anda dapat mulai memikirkan judul artikel. Kalimat judul sebaiknya singkat, padat, jelas, dan menarik.
Ilustrasi pembuatan naskah konsep
Gambar 5. Ilustrasi pembuatan naskah konsep (kredit: StockSnap)

kisi-kisi

Dalam menulis sebuah naskah artikel yang berkualitas, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan:

  • Artikel harus orisinal (bukan salinan dari sumber lain), mudah dibaca, mudah dipahami, dan mudah diterapkan (actionable) ​[21]​.
  • Asumsikan bahwa pembaca tidak memiliki pengetahuan apapun tentang topik yang anda bahas. Sehingga anda tidak asal dalam menulis setiap kalimatnya, dan hendaknya setiap poin dapat anda sampaikan dengan singkat, padat, dan jelas.
  • Setiap artikel di situs anda hendaknya memiliki tautan menuju halaman artikel lainnya pada situs yang sama (tautan internal / internal link). Namun isi setiap artikel tersebut harus saling berkaitan. Apabila anda tidak memiliki artikel lain yang berkaitan, maka tidak perlu memaksakan adanya tautan internal.
  • Semakin banyak sitasi yang anda gunakan, umumnya akan semakin banyak tautan eksternal pada artikel anda. Jadi, usahakan memberi tautan eksternal pada setiap sitasi yang anda gunakan. Namun tidak perlu khawatir, hal tersebut justru memberikan nilai tambah dalam algoritma mesin pencari ​[22]​.

Setelah selesai menuliskan isi pada seluruh bagian artikel, jangan lupa untuk menyimpannya. Naskah artikel yang selesai anda tulis ini masih dalam tahap “konsep” atau draft. Jadi jangan terburu-buru untuk menerbitkannya dalam situs anda.

4. Editorial naskah

Tahap keempat ini merupakan tahap penyempurnaan naskah artikel draft yang selesai anda tulis. Tahap ini tidak kalah penting dengan tahapan lainnya, karena akan menunjukkan kualitas artikel dan profesionalitas tim penulis. Ada banyak hal yang perlu anda lakukan dalam tahapan ini.

Keterbacaan

Setiap kalimat harus anda tulis layaknya anda berbicara. Cobalah untuk membacanya dengan bersuara. Apabila anda membutuhkan jeda saat membaca sebuah kalimat sebelum selesai, artinya kalimat tersebut membutuhkan tanda baca koma, titik, atau tanda baca lainnya yang sesuai. Selain itu, karena ini adalah artikel blog, maka sebisa mungkin hindari penggunaan kata-kata sulit atau yang jarang terdengar oleh orang awam.

Langsung pada intinya

Setiap kalimat hendaknya menggunakan kalimat pendek, dan langsung membahas intinya (to the point). Jika masih ada beberapa kalimat panjang, cobalah untuk memangkasnya, namun dengan hasil yang masih mudah dipahami.

Kalimat aktif

Kalimat pasif umumnya membutuhkan lebih banyak kata daripada kalimat aktif. Selain itu, aktor terkadang tidak tercantum dalam kalimat pasif. Oleh karena itu, sebisa mungkin gunakan kalimat aktif. Kecuali jika memang aktor tidak diketahui, ataupun saat membicarakan tentang objek atau aktivitas secara umum ​[23]​.

pemeriksaan rekan sejawat (peer review)

Naskah yang sudah selesai anda tulis, hendaknya diperiksa oleh rekan anda yang tidak terlibat dalam menulis artikel tersebut. Fungsinya, agar anda mendapatkan evaluasi terhadap artikel anda dari sudut pandang lain. Misalnya, anda dapat mengetahui apakah pembaca mudah membaca dan memahami isi dari artikel anda. Selain itu, rekan anda mungkin akan memberikan evaluasi terkait substansi artikel anda ​[24]–[26]​.

pemeriksaan plagiarisme

Orisinalitas merupakan salah satu ukuran kualitas artikel. Untuk memastikannya orisinalitas sebuah artikel, anda dapat memeriksa tingkat plagiarisme naskah anda. Pemeriksaan ini dapat anda lakukan dengan menggunakan jasa perangkat lunak gratis seperti Plagramme, SmallSEOTools, maupun yang berbayar seperti iThenticate atau Turnitin. Secara umum, artikel berkualitas memiliki tingkat plagiarisme kurang dari 25% dari keseluruhan naskah ​[27], [28]​.

Pemeriksaan aksara (proofread)

Menulis sebuah artikel juga tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan ejaan, penggalan kata, konsistensi gaya penulisan, maupun kesalahan format ​[29]​. Namun, kesalahan kecil seperti ini dapat membuat artikel anda terlihat kurang profesional. Bahkan, hal ini dapat mengurangi kredibilitas artikel anda. Oleh karena itu, periksa kembali setiap kalimat pada naskah anda. Anda bisa juga menggunakan Google Docs untuk memeriksa apakah ada kesalahan-kesalahan ejaan atau beberapa kesalahan kecil lainnya.

Ilustrasi pemeriksaan naskah
Gambar 6. Ilustrasi pemeriksaan naskah (kredit: Anne Karakash)

Umumnya beberapa pemeriksaan naskah membutuhkan orang lain. Jadi, apabila anda tidak mampu melakukan beberapa pemeriksaan tersebut, anda juga bisa meminta orang lain yang ahli dalam melakukannya.

5. Lakukan SEO

Secara sederhana, Search Engine Optimization (SEO) merupakan sebuah optimasi untuk meningkatkan visibilitas artikel anda. Sebagai contoh, anda dapat mengoptimasi URL artikel anda agar orang mudah membaca, mengingat, maupun mengetiknya. Selain itu, anda perlu untuk mengoptimasi persebaran kata-kunci agar tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dalam artikel anda.

Topik SEO sangat luas, anda dapat melakukan banyak hal, termasuk optimasi metadata, URL, kata-kunci, hingga membagikannya dalam sosial media. Saat melakukan optimasi ini, anda dapat melakukannya dengan bantuan plugin-plugin SEO (untuk content management system (CMS) seperti WordPress dan sejenisnya) maupun manual dengan kemampuan teknis anda.

Ilustrasi beberapa faktor-faktor dalam SEO
Gambar 7. Ilustrasi beberapa faktor-faktor dalam SEO (kredit: freepik)

Kebutuhan SEO anda mungkin dapat terselesaikan dengan bantuan plugin SEO yang sesuai. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menuju ke artikel kami tentang perbandingan beberapa plugin SEO untuk WordPress.

Jika website anda masih baru atau belum banyak orang mengenalnya, anda perlu membagikan tiap artikel anda (yang telah terbit) ke media-media lain, termasuk beberapa media sosial. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak pembaca potensial.

Kita akan membahas lebih jauh tentang SEO dalam artikel selanjutnya. Namun, perlu anda ketahui bahwa, SEO bukanlah hal yang wajib pada sebuah artikel. Karena SEO hanyalah sebuah usaha untuk memaksimalkan visibilitas konten sebuah artikel. Jadi, kualitas konten sebuah artikel merupakan hal utama yang perlu anda perhatikan.​[30]​

6. Penerbitan artikel

Apabila anda telah selesai melakukan tahap 1 hingga 5, dan anda yakin bahwa artikel anda telah sempurna, anda dapat menerbitkan naskah artikel tersebut. Setelah artikel terbit, mulailah membagikan tautan artikel tersebut ke teman-teman atau grup anda.

Ilustrasi statistik pengunjung setelah artikel terbit
Gambar 8. Ilustrasi statistik pengunjung setelah artikel terbit (kredit: Lalmch)

Apabila situs anda sudah terdaftar di mesin pencari (Google Search Console, Yandex Webmaster, Bing Webmaster, dll.) umumnya pengindeksan konten baru akan terealisasi dalam beberapa hari. Jadi anda mungkin mulai dapat melihat statistik pengunjung artikel anda dalam beberapa hari mendatang.

7. Pembaruan berkala

Artikel blog sangat berbeda dengan artikel jurnal akademik. Umumnya, artikel jurnal akademik yang telah diterbitkan tidak akan mendapatkan pembaruan maupun revisi. Kecuali karena ada suatu keterpaksaan, editor jurnal dapat merevisi artikel tersebut (revisi minor/errata ataupun penarikan dari peredaran/retractions) ​[31], [32]​. Apabila ada pembaruan informasi ataupun temuan baru, artikel dengan judul dan kontribusi baru akan diterbitkan dalam jurnal akademik.

Sebaliknya, artikel blog merupakan diskusi atau informasi tidak resmi yang sangat dinamis. Penulis dapat dengan mudah merevisi isi dari sebuah artikel blog, kapanpun sesuai kebutuhan. Jadi sangat wajar apabila ada artikel blog yang mendapatkan pembaruan secara periodik. Oleh karena itu, apabila anda memiliki informasi baru terkait artikel anda yang telah terbit, segeralah perbarui konten artikel anda.

Namun, anda dapat melakukan pembaruan artikel jika substansinya tidak berubah. Apabila substansi informasi terbaru yang akan anda tambahkan sangat berbeda, maka sebaiknya anda menulis artikel dengan judul baru.

Kesimpulan

Artikel-artikel berkualitas memiliki beberapa ciri termasuk berisi konten yang relevan, terbaru dan orisinal, serta memiliki informasi dari sumber-sumber terpercaya. Hal ini menjadikan prosedur pembuatan artikel berkualitas cukup panjang, mulai dari brainstorming, riset, membuat konsep naskah, editorial, hingga melakukan SEO.

Namun, selain kualitas, kuantitas juga tak kalah penting; bahkan keduanya saling berkaitan dalam meningkatkan kredibilitas blog. Oleh karena itu, kita sebaiknya konsisten dalam menerbitkan artikel dalam blog. Memang kita boleh menerbitkan sebuah artikel per minggu, ataupun 3-4 artikel per minggu, sesuai dengan kemampuan tim penulis. Namun, konsistensi penerbitan artikel sangat membantu anda mendapatkan pengunjung lebih banyak.

Kami tidak menyangkal bahwa banyak blog yang dapat menulis dan menerbitkan artikel secara otomatis, yang menggunakan perangkat lunak tertentu. Selain itu juga banyak penulis-penulis awam yang hanya menyalin artikel lain dan menerbitkannya pada blog mereka, tanpa ada penambahan kontribusi atau informasi baru. Namun, pada akhirnya hal tersebut berdampak pada kualitas dan kredibilitas blog mereka, dan umumnya akan membuat jumlah pengunjung menurun dari waktu ke waktu.

Akhir kata, kredibilitas dan kualitas sebuah blog dapat kita lihat dari kualitas artikel-artikel yang terbit pada blog tersebut. Banyak manfaat yang kita peroleh dengan membuat artikel-artikel berkualitas. Oleh karena itu, teruslah membuat artikel-artikel yang selalu meningkat kualitasnya.

Referensi

  1. [1]
    WordPress, “A live look at activity across WordPress.com,” WordPress. https://wordpress.com/activity/ (accessed Oct. 19, 2020).
  2. [2]
    R. Brandl, “WordPress Market Share – If It’s on the Web, It’s Probably on WordPress,” Website Tool Tester, Sep. 03, 2020. https://www.websitetooltester.com/en/blog/wordpress-market-share/ (accessed Oct. 19, 2020).
  3. [3]
    T. Soulo, “90.63% of Content Gets No Traffic From Google. And How to Be in the Other 9.37% [New Research for 2020],” Ahrefs Blog, Mar. 21, 2020. https://ahrefs.com/blog/search-traffic-study/ (accessed Oct. 20, 2020).
  4. [4]
    N. Patel, “Quantity VS Quality: Is it Better to Write One Long Blog Post or 10 Short Ones?,” Neilpatel: The All-In-One SEO Tool. https://neilpatel.com/blog/blog-post-quality-vs-quantity/ (accessed Oct. 25, 2020).
  5. [5]
    K. Fosu, “Quality vs Quantity: Does High Quantity Mean Low Quality?,” Medium: The Write Mind, Oct. 09, 2020. https://medium.com/write-mind/quality-vs-quantity-does-high-quantity-mean-low-quality-9e207cb50d18 (accessed Oct. 27, 2020).
  6. [6]
    F. Isca, “How Many Blog Posts Does It Take to Grow Traffic?,” Weidert Group, Dec. 30, 2019. https://www.weidert.com/blog/how-many-blog-posts-to-grow-traffic (accessed Oct. 25, 2020).
  7. [7]
    K. Carmicheal, “How Often Should You (or Your Company) Blog? [New Data],” HubSpot: Marketing, Aug. 03, 2020. https://blog.hubspot.com/marketing/blogging-frequency-benchmarks (accessed Oct. 25, 2020).
  8. [8]
    D. Sullivan, “ What webmasters should know about Google’s core updates,” Google Webmaster Central Blog, Aug. 01, 2019. https://webmasters.googleblog.com/2019/08/core-updates.html (accessed Oct. 12, 2020).
  9. [9]
    Moz, “Chapter 5: Content Ideation,” Moz. https://moz.com/beginners-guide-to-content-marketing/content-ideation (accessed Nov. 07, 2020).
  10. [10]
    N. Patel, “The Nine Ingredients That Make Great Content,” Neilpatel: The All-In-One SEO Tool. https://neilpatel.com/blog/ingredients-of-great-content/ (accessed Oct. 27, 2020).
  11. [11]
    Socialyy, “4 Benefits of posting quality articles on your website,” Socialyy. https://www.socialyy.com/seo/4-benefits-of-posting-quality-articles-on-your-website/ (accessed Oct. 25, 2020).
  12. [12]
    L. Sbaffi and J. Rowley, “Trust and Credibility in Web-Based Health Information: A Review and Agenda for Future Research,” J Med Internet Res, p. e218, Jun. 2017, doi: 10.2196/jmir.7579.
  13. [13]
    M. McEvoy, “What Do Your Website Visitors Want?,” Web Presence Solutions, Mar. 19, 2013. https://www.webpresencesolutions.net/what-do-your-website-visitors-want/ (accessed Oct. 25, 2020).
  14. [14]
    Naropa Writing Center, “Brainstorming and Free Writing,” Naropa University, 2014. https://cf.linnbenton.edu/wed/dev/agnewv/upload/brainstorming-and-freewriting.pdf (accessed Nov. 07, 2020).
  15. [15]
    IUP, “Brainstorming,” Indiana University of Pennsylvania. https://www.iup.edu/writingcenter/writing-resources/before-you-write/brainstorming/ (accessed Nov. 07, 2020).
  16. [16]
    S. Walsh, “10 Amazing Tips to Write High-Quality Blog Posts,” Search Engine Journal, Apr. 03, 2019. https://www.searchenginejournal.com/characteristics-high-quality-blog-post/300533/ (accessed Oct. 17, 2020).
  17. [17]
    M. Litcanu, O. Prostean, C. Oros, and A. V. Mnerie, “Brain-Writing Vs. Brainstorming Case Study For Power Engineering Education,” Procedia – Social and Behavioral Sciences, pp. 387–390, Jun. 2015, doi: 10.1016/j.sbspro.2015.04.452.
  18. [18]
    Elmira College, “How to Do Research: A Step-By-Step Guide: Get Started,” Elmira College: Gannett-Tripp Library. https://libguides.elmira.edu/research (accessed Nov. 09, 2020).
  19. [19]
    NHCC, “Basic Steps in the Research Process,” North Hennepin Community College. https://www.nhcc.edu/student-resources/library/doinglibraryresearch/basic-steps-in-the-research-process (accessed Nov. 09, 2020).
  20. [20]
    R. Harris, “Evaluating Internet Research Sources,” VirtualSalt, Oct. 19, 2020. https://www.virtualsalt.com/evalu8it.htm (accessed Nov. 07, 2020).
  21. [21]
    A. Leibtag, “Must-Have Checklist to Creating Valuable Content,” Content Marketing Institute, Sep. 06, 2016. https://contentmarketinginstitute.com/2016/09/checklist-valuable-content/ (accessed Nov. 09, 2020).
  22. [22]
    S. Aharony, “Study – Outgoing Links Used As Ranking Signal,” Reboot Online Marketing, Oct. 29, 2020. https://www.rebootonline.com/blog/long-term-outgoing-link-experiment/ (accessed Nov. 09, 2020).
  23. [23]
    F. Heesen, “The passive voice: What is it and how to avoid it?,” Yoast BV, Dec. 01, 2019. https://yoast.com/the-passive-voice-what-is-it-and-how-to-avoid-it/ (accessed Nov. 22, 2020).
  24. [24]
    R. Govender, “5 reasons why peer review matters,” Elsevier Connect: Reviewers’ Update, Sep. 30, 2015. https://www.elsevier.com/reviewers-update/story/career-tips-and-advice/5-reasons-why-peer-review-matters (accessed Nov. 14, 2020).
  25. [25]
    J. Kelly, T. Sadeghieh, and K. Adeli, “Peer Review in Scientific Publications: Benefits, Critiques, & A Survival Guide.,” EJIFCC, vol. 25, no. 3, pp. 227–43, Oct. 2014, [Online]. Available: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27683470
  26. [26]
    F. Gannon, “The essential role of peer review,” EMBO Rep, pp. 743–743, Sep. 2001, doi: 10.1093/embo-reports/kve188.
  27. [27]
    Editage Insights, “Answer on ‘What is the acceptable percentage of plagiarism report?,’” Editage Insights: Q&A Forum, Apr. 06, 2018. https://www.editage.com/insights/what-is-the-acceptable-percentage-of-plagiarism-report (accessed Nov. 09, 2020).
  28. [28]
    Turnitin, “Interpreting the Similarity Report,” Turnitin.com. https://help.turnitin.com/feedback-studio/canvas/plagiarism-framework/teacher/the-similarity-report/interpreting-the-similarity-report.htm (accessed Nov. 09, 2020).
  29. [29]
    S. McCombes, “A quick guide to proofreading,” Scribbr: Language rules, Apr. 24, 2020. https://www.scribbr.com/language-rules/what-is-proofreading/ (accessed Nov. 09, 2020).
  30. [30]
    Content Launch, “High Quality Content vs. Low Quality Content: What’s the Difference?,” Content Launch, Jan. 03, 2015. https://contentlaunch.com/high-quality-content-vs-low-quality-content-whats-the-difference/ (accessed Oct. 27, 2020).
  31. [31]
    NLM, “Errata, Retractions, and Other Linked Citations in PubMed,” National Library of Medicine , Aug. 08, 2018. https://www.nlm.nih.gov/bsd/policy/errata.html (accessed Nov. 14, 2020).
  32. [32]
    G. N. Allahbadia, “Why Correcting the Literature with Errata and Retractions is Good Medical Practice?,” J Obstet Gynecol India, pp. 377–380, Nov. 2014, doi: 10.1007/s13224-014-0643-z.

17 komentar untuk “Panduan Sistematis dalam Menulis Artikel Blog Berkualitas”

  1. Setuju sekali kak dengan paparan artikelnya super lengkap, padat Dan full vitamin rasanya. Membacanya berasa ketampar nih selama ini kalau nulis masih belum terlalu fokus dengan keyword, seo dll

  2. Baca artikel ini beneran bikin saya pribadi jadi remind biar bisa bikin artikel yang berkualitas, thank banget kak, jadi banyak belajar, banyak pengetahuan yang bermanfaat banget nih untuk menulis kedepannya

  3. Wah keren
    Ini pembahasan yang lengkap dan runtut
    Emang cocok disebut sebagai panduan
    Buat konten blog berkualitas itu penting, cus aku mau belajar dari panduan ini

  4. Dengan panduan di atas, menulis postingan blog pun jadi enak yaa. Lebih terarah, membantu banget pastinya. Jujur aja, saya tuh nulisnya masih ke sana sini, hahahah. Apalagi kalau sudah lama gak update postingan baru, beughh..jadi kagok sendiri ngetiknya.

  5. kalo saya biasanya sambil nulis udah mikirin SEO Mba, misalnya dari pemilihan tema atau judul. Kata kunci di google dan juga pemberian nama gambar saat uplot poto. sedangkan pas akhir tinggal nyisirin mana yg harus dihilangkan atau ngecek tulisan typo. emang banyak banget tahapan yg dilalui , semoga lama-lama jadi kebiasaan baik

  6. Baca ini bikin saya jadi menghela nafas dulu.
    Emang ya untuk membuat tulisan berkualitas itu berat perjuangannya. Mulai dari persiapan, saat menulis dan pasca penulisan.

    Kalau ngikuti sekian banyak prasyarat itu, kayaknya saya nggak bakalan segera nulis deh hehehe…. Tapi bukan berarti nggak mau belajar, pelan-pelan dipelajari dan diterapkan, semoga makin banyak tulisan berkualitas yang dihasilkan

  7. Avatar for Philip F. E. Adipraja
    Sapti Nurul Hidayati

    Memang untuk mendapat artikel yang berkualitas, panjang ya alurnya. Harus mau riset agar tahu kebutuhan pembaca. Tapi kalau sering dipraktikkan lama-lama akan menjadi kebiasaan yang justru menguntungkan dan tidak sesulit yang dibayangkan.

  8. Wah ada diagram alurnya jadi mudah dicerna agar menghasilkan artikel berkualitas, karena ini memang harus sih ya buat blogger biar mbak google pun kenal dengan kita

  9. untuk menghasilkan tulisan berkualitas memang perlu usaha yaa. Saya akui, tulisan saya masih standar banget, masih jauh dari kata berkualitas tapi saya berusaha untuk terus menulis dengan sebaik-baiknya

  10. Karena punyanya blog personal, kuantitas artikel semakin sehari semakin menyusut jauh dibandingkan awal-awal ngeblog. Kalau untuk kualitas, sepertinya masih harus berbenah lagi, secara saya pribadi setelah membaca tulisan yang sudah diterbitkan sering menemukan kekurangannya.
    Terima kasih artikel ini kak, isinya ilmu menulis yg harus diterapkan nih.

  11. Kak ijin bertanya, kalau menuliskan sumber seperti artikel di atas, apakah linknya selalu hidup dan do follow?
    Apakah ada pengaruhnya bagi kesehatan blog itu sendiri?
    Terima kasih banyak atas jawabannya.

    Aku kadang sering berpikir kalau menuliskan artikel dengan tema tertentu dengan cepat, langsung bisa terdeteksi page one google, tapi nyatanya bukan berdasarkan waktu publish tercepat yaa..
    Tetap kekuatan keyword berperan di sana.

  12. wow hanya WP udah 70 jutaan

    padahal masih banyak layanan lainnya , mungkin ratusan juta tulisan perbulan ya?

    Saya setuju banget tentang kualitas tulisan, di era internet ini orang sangat bergntung pada informasi dari gadgetnya. jadi buatlah artikel berkualitas yang dibutuhkan pengguna

  13. Memang gak gampang kok menghasilkan tulisan yang berkualitas. Semua berproses. Karena yang harus dipahami dulu adalah kerap membaca, rajin meng-upgrade diri dengan meningkatkan skill, mendengarkan masukan-masukan positif, lalu memiliki niat yang kuat untuk menjadi lebih baik. Plus tentu saja konsisten di bidang literasi.

    Saya setuju dengan konsep bahwa semakin sering kita menulis, kualitas kita pun akan semakin berkembang. Yang tadinya mungkin (hanya) mengejar kuantitas, bukan tidak mungkin akhirnya dengan terus menulis, penguasaan diksi kita semakin banyak dan semakin berkualitas.

  14. Auto download gambar skema mendapatkan artikel berkualitas, kak.

    Artikelnya mantooool ni kak. Sangat mendetail! Saya coba praktek perlahan demi perlahan dulu ni, kak sekalian mencerna apa yang dimaksudkan. Membaca saja tanpa praktek, nihil hasilnya ya, kak

    Terima kasih sudah menuliskan artikel ini yang bikin puyeng tapi sekaligus semangat mencobanya

  15. Memang mbak ketika kita hendak menulis, perlu dipikirkan masak2 spt yg km tulis ya. Kdg org suka blg nulis mah gampang bla bla bla. Tp sbnrnya kita itu harus memikirkan segalanya. Spt kata kunci, pembaca, referensi2, swa editing, dan di cek oleh rekan. Kaya kmrn smpt nulis, alhamdulillah d cek dl sm teman hidupku. Dn dia blg kurang menarik. Alhasil aku edit dn menambahkan referensi2 lg sehingga insyaallah artikel tersebut matang untuk disuguhkan kepada pembaca.

  16. Lengkap banget pembahasannya. Runut dan jelas! ya tulisan ini pun masuk dalam kategori artikel blog yang berkualitas itu.

    Aku pribadi, emang agak mundur. Dari kuantitas udah kalah jauh dari dulu. Kalau dari kualitas ya, pembaca yang bisa nilai namun selalu diusahakan gaya kepenulisan dan kekhasan dari blogku tetap ada, apalagi kalau tulisannya organik hwhw.

    Makasih sharingnya, ya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.