Terakhir diperbarui pada Mei 28, 2024
Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang blogger pasti hobinya adalah menulis. Namun tahukan kalian, bahwa sebagian besar orang yang hobi menulis diawali dari hobi membaca. Orang yang suka membaca akan mendapatkan banyak insight dan pengetahuan sehingga mereka akan dengan mudah menuangkan ide-ide baru ke dalam tulisan.
Selain untuk menemukan ide baru, membaca juga bisa menjadi salah satu cara healing terbaik. Di saat kita sedang capek dan stres, cobalah membaca cerita ringan. Secara tidak sadar kita akan menemukan dunia baru saat membaca dan hidup akan menjadi lebih bahagia.
Jenis Buku Untuk Healing
Hobi membaca sudah saya lakukan sejak di bangku sekolah. Mulai dari membaca buku pelajaran sampai buku komik yang sedang hits pada jamannya. Selain itu, saya juga suka membaca buku yang ceritanya ringan. Terkadang saya juga membaca buku-buku motivasi. Dari situ saya mendapatkan banyak inspirasi untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan membuat karya tulisan.
Nah, berbicara mengenai buku yang baik untuk healing, saya lebih merekomendasikan buku-buku dengan cerita yang ringan. Bisa berupa novel, kumpulan cerpen, atau kumpulan cerita-cerita pendek dalam buku antologi. Cerita-cerita yang ringan dan tidak terlalu panjang tidak membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Dan pastinya bisa mengembalikan energi positif dalam tubuh setelah lelah bekerja seharian.
Belakangan ini saya sedang membaca buku berjudul “Merajut Hikmah”. Buku ini berisi 30 cerita inspiratif yang ditulis oleh 30 mahasiswa muslim di Taiwan.
Buku Antologi
Buku antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya sastra yang sejenis (baik berupa cerpen, esai, atau puisi) yang memiliki tema yang sama dan dibukukan menjadi satu terbitan. Berbicara tentang buku antologi, saya sangat suka mambaca jenis cerita dalam buku seperti ini. Selain tidak butuh banyak waktu untuk menyelesaikan satu cerita, kita juga tidak akan mudah bosan. Karena cerita didalamnya selalu berganti-ganti. Bonusnya, cerita-cerita pendek seperti ini kebanyakan membawa pesan positif dan menginspirasi.
Bahkan, kebiasaan membaca buku antologi sudah saya mulai sejak kecil. Di mulai dari cerita anak-anak, cerita nabi-nabi, sampai cerita Abu Nawas yang jenaka membuat saya keterusan senang membaca cerita pendek sampai sekarang. Tidak perlu saya sebutkan judul-judulnya, kalian tinggal pilih saja banyak sekali buku antologi dengan cerita-cerita inspiratif dan luar biasa yang bisa kalian pilih sesuai dengan selera masing-masing.
Jika kalian ingin melihat selera saya, buku-buku karangan Dee Lestari adalah salah satu buku favorit saya. Mulai dari novel sampai cerita-cerita pendek karyanya, sangat sesuai dengan selera saya. Selain itu, buku lainnya dengan cerita yang mengandung tata bahasa dan pesan kehidupan yang baik, juga sering saya baca sampai habis.
Dari kegemaran membaca, percayalah kalian akan menjadi gemar menulis juga. Karena membaca dan menulis adalah satu kesatuan. Para penulis yang kurang membaca akan kesulitan menemukan ide baru. Begitu pula para pemilik ilmu yang tidak menulis, maka ilmunya akan hilang begitu saja.
Buku Antologi Pertama Saya
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, jenis buku antologi yang saya baca belakangan ini adalah buku “Merajut Hikmah”. Sebenarnya, saya juga menjadi salah satu penulis dari 30 cerita tersebut. Ini adalah buku antologi pertama saya bersama 29 teman-teman muslim lainnya yang sedang kuliah di Taiwan.
Sekilas mengenai buku ini
Tinggal di sebuah negara sebagai kelompok Islam minoritas tentu menjadi tantangan tersendiri. Berusaha mencari dan mengonsumsi makanan halal, mencari tempat untuk beribadah, hingga menyisihkan waktu untuk beribadah. Barangkali hal tersebutlah yang penulis hadapi sebagai muslim minoritas di bumi Formosa, Taiwan.
Sebagaimana judul buku ini, Merajut Hikmah, merupakan bentuk refleksi diri dari perjalanan dan pengalaman 30 mahasiswa muslim Indonesia di Taiwan, dalam ikhtiarnya untuk menuntut ilmu sekaligus mengenal dan mengenalkan Islam. Buku antologi yang disusun atas inisiasi Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan (Formmit) ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk saling mengedukasi, berbagi informasi sekaligus menginspirasi melalui sebuah untaian tulisan.
Merajut Hikmah
Menjadi Bahagia Dengan Membaca
Jika kalian belum tahu, saya saat ini sedang menempuh kuliah di Taiwan. Selain kuliah, saya juga menjadi ibu dari anak saya yang masih berusia 2 tahun. Pastinya tidak ada banyak waktu untuk healing apalagi me time. Padahal waktu untuk healing sangat saya butuhkan setelah lelah berkutat dengan tugas kuliah.
Di tengah waktu luang yang saya punya, biasanya saya gunakan untuk menulis blog, memasak, menjahit, atau membaca buku. Sebenarnya waktu luang tersebut tidak sepenuhnya waktu luang. Terkadang, saat saya lelah dengan tugas kuliah, saya sering mencuri-curi waktu untuk healing dengan melakukan sesuatu yang lebih santai misalnya menulis blog atau membaca.
Baca juga: Pergi Ke Taman, Belanja Camilan dan Kebutuan Harian, A Day In Weekend
Setelah meeting mingguan dengan Professor, pada hari Kamis, 24 Maret 2022 kemarin saya menyempatkan diri membaca buku “Merajut Hikmah” setelah sekian lama buku tersebut sampai di Taiwan. Meskipun hanya satu jam, saya cukup merasa bahagia bisa meluangkan sedikit waktu untuk menyeimbangkan emosi dan pikiran.
Hal yang membuat lebih bahagia adalah bisa membaca ditemani dengan milk tea dan waffle. Di tambah membaca di tempat yang cozy dan sejuk. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?
Jika kalian ingin membaca bersama saya, mari luangan waktu 1 jam untuk membaca buku favorit kalian. Saya membuat video “Read With Me Pomodoro” dilengkapi dengan backsound piano yang menenangkan dan timer untuk membantu kalian berkonsentrasi dalam membaca selama satu jam. Lakukanlah healing dengan membaca minimal satu jam sehari agar hidup lebih seimbang dan bahagia.
Jadi kepengen ambil buku-buku lama di lemari. Banyak juga yang belum terbaca. Meluangkan waktu 1 jam untuk healing memang berasa banget ya dikehidupan sehari-hari. Thanks insight nya kak
Benar banget loh. Healing sangat dibutuhkan untuk menjaga kewarasan. BTW tidak hanya dengan membaca, melakukan hobi lainnya juga bisa, nonton film misalnya.